Cara Membiasakan Anak Menabung Sejak Dini

ilustrasi anak belajar menabung

Menabung adalah bagian dari proses pembentukan karakter anak yang tak bisa diabaikan. Lebih dari sekadar menyimpan uang, kegiatan ini memperkenalkan konsep tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemampuan berpikir jauh ke depan. Saat orang tua membiasakan anak menabung sejak usia dini, mereka sebenarnya sedang membangun fondasi finansial dan mental untuk masa depan anak.

Ketika anak memahami nilai dari setiap rupiah yang mereka simpan, mereka mulai belajar mengelola uang dengan bijak. Menahan keinginan untuk mendapatkan sesuatu secara instan demi mencapai tujuan yang lebih besar melatih mereka dalam pengambilan keputusan. Mereka tidak sekadar tahu bahwa uang bisa digunakan untuk membeli sesuatu, tapi juga belajar bahwa usaha, waktu, dan perencanaan adalah bagian dari proses untuk mencapai sesuatu yang berharga.

Kebiasaan ini juga mengajarkan anak membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ketika mereka mulai bertanya pada diri sendiri, "apakah ini sesuatu yang diperlukan atau hanya sebatas keinginan", maka saat itulah proses berpikir kritis mulai tumbuh. Kebiasaan menabung sejak kecil tidak hanya berdampak pada kondisi keuangan anak di masa depan, tetapi juga membentuk cara berpikir yang lebih rasional, terstruktur, dan penuh pertimbangan.

Mengapa Penting Mengajarkan Anak Menabung Sejak Dini

1. Menanamkan Nilai Tanggung Jawab

Saat anak mulai menabung, mereka secara tidak langsung diajarkan untuk bertanggung jawab atas uangnya sendiri. Mereka mulai berpikir sebelum membelanjakan, menghitung berapa yang harus disimpan, dan berapa yang bisa digunakan. Proses ini melatih logika serta mengasah rasa tanggung jawab terhadap pilihan yang mereka buat.

Misalnya, jika anak ingin membeli mainan baru, orang tua bisa memberikan pilihan, apakah mau membeli sekarang dengan seluruh uang yang dimiliki atau menunggu beberapa minggu sambil menabung agar bisa membeli mainan yang lebih bagus. Dari situ, anak akan belajar membuat keputusan, memperkirakan waktu, dan bertanggung jawab atas hasilnya.

2. Persiapan Masa Depan Anak

Meskipun masa depan anak mungkin masih jauh di depan mata, tetapi kebiasaan yang ditanam sejak kecil akan sangat mempengaruhi kehidupannya nanti. Anak yang terbiasa menabung biasanya tumbuh menjadi remaja dan dewasa yang lebih stabil dalam mengelola keuangan. Mereka lebih siap menghadapi tantangan finansial karena sudah terbiasa menata uang sejak dini.

Kebiasaan menabung juga membentuk karakter yang lebih disiplin dan tekun. Mereka tahu bahwa tidak semua hal bisa didapatkan secara instan. Ini adalah bekal penting dalam kehidupan, bukan hanya soal uang, tetapi juga dalam mencapai tujuan lain seperti pendidikan, karier, dan hubungan sosial.

Usia yang Tepat untuk Mulai Mengajarkan Menabung

Tak sedikit orang tua bertanya, kapan waktu yang paling pas untuk mulai mengajarkan anak menabung? Jawabannya: sedini mungkin. Anak-anak sudah bisa mulai mengenal konsep dasar menabung sejak usia balita, bahkan sebelum mereka bisa menghitung secara penuh.

1. Anak Usia 3-5 Tahun

Di usia ini, anak mulai mengembangkan kemampuan kognitif dan motorik dasar. Mereka suka bermain dan sangat visual, sehingga metode pembelajaran harus disesuaikan. Mengajarkan menabung bisa dimulai dengan mengenalkan mereka pada celengan berbentuk lucu atau karakter favorit mereka.

Ajarkan mereka untuk memasukkan koin ke dalam celengan setiap kali mendapat uang dari kakek-nenek, hadiah ulang tahun, atau bahkan sebagai bonus karena membantu di rumah. Biarkan mereka melihat celengan itu perlahan-lahan penuh agar mereka bisa memahami bahwa menyimpan sedikit demi sedikit bisa menghasilkan sesuatu yang besar.

Di usia ini, orang tua tidak perlu membebani anak dengan target besar. Fokusnya adalah membuat mereka familiar dengan kegiatan menabung sebagai sesuatu yang menyenangkan.

2. Anak Usia 6-10 Tahun

Saat anak memasuki usia sekolah dasar, pemahaman mereka terhadap angka dan konsep waktu mulai berkembang. Ini saat yang tepat untuk mulai memberikan uang saku mingguan atau harian dan mengajarkan mereka cara menyisihkannya.

Berikan pemahaman sederhana tentang 3 pembagian uang, yaitu: sebagian untuk ditabung, sebagian untuk dibelanjakan, dan sebagian untuk berbagi (misalnya, sedekah atau amal). Ajarkan mereka untuk menetapkan tujuan sederhana seperti membeli alat tulis baru, mainan yang mereka inginkan, atau bahkan hadiah ulang tahun untuk teman.

Gunakan tabel atau papan tulis kecil untuk mencatat berapa jumlah uang yang sudah ditabung dan berapa lagi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mereka. Ini akan membuat mereka merasa memiliki proyek pribadi yang seru dan bermakna.

Cara Efektif Mengajarkan Anak Menabung

Mengajarkan anak menabung bukan hanya tentang teori, tapi lebih pada praktik langsung yang menyenangkan dan relevan untuk usia mereka. Ada beberapa cara yang bisa diterapkan oleh orang tua agar anak tertarik dan bersemangat dalam menabung.

1. Menggunakan Celengan yang Menarik

Anak-anak sangat visual. Mereka menyukai hal-hal yang lucu, penuh warna, dan sesuai dengan karakter favorit mereka. Menggunakan celengan berbentuk karakter kartun atau hewan lucu bisa jadi strategi jitu. Celengan transparan bahkan lebih baik karena anak bisa melihat perkembangan tabungannya setiap hari.

Selain bentuk celengan, posisikan tempatnya agar mudah dijangkau anak. Misalnya, taruh di kamar mereka atau di meja belajar. Buat aturan ringan, seperti hanya boleh membuka celengan saat mencapai target atau di akhir bulan, agar menambah rasa penasaran dan semangat mereka.

Celengan juga bisa diberi label, misalnya "untuk beli sepeda" atau "untuk beli lego" agar anak tahu jelas apa tujuan dari menabung tersebut. Ini memberi arah dan membuat proses menabung terasa lebih bermakna.

2. Memberi Uang Saku Secara Teratur

Konsistensi sangat penting. Memberi uang saku secara harian, mingguan, atau bulanan akan membuat anak belajar mengelola uangnya sendiri. Ajarkan mereka untuk langsung menyisihkan sebagian ke celengan sebelum menggunakan sisanya untuk jajan atau kebutuhan lain.

Orang tua juga bisa membuat sistem bonus atau reward. Misalnya, jika anak berhasil menabung 70% dari uang sakunya selama satu bulan, mereka bisa mendapat tambahan kecil dari orang tua. Ini mengajarkan mereka bahwa disiplin dan usaha keras akan membuahkan hasil.

Pastikan untuk tidak memaksakan. Anak tetap butuh ruang untuk menikmati masa kecilnya. Tujuan dari memberi uang saku bukan untuk mengontrol, tapi untuk memberikan mereka ruang belajar dan eksplorasi dalam hal keuangan sejak dini.

Memberi Contoh Nyata dari Orang Tua

Salah satu prinsip paling ampuh dalam mendidik anak adalah melalui teladan. Anak-anak lebih cenderung meniru apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Maka dari itu, jika orang tua ingin anak mereka terbiasa menabung, hal pertama yang harus dilakukan adalah menjadi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.

1. Anak Belajar dari Perilaku Orang Tua

Anak memperhatikan kebiasaan orang tuanya, bahkan dalam hal kecil sekalipun. Ketika orang tua secara terbuka menunjukkan kebiasaan menabung, mencatat pengeluaran, atau menyisihkan uang setiap kali menerima gaji, anak akan mulai memahami bahwa menabung adalah bagian dari rutinitas hidup.

Misalnya, ajak anak saat kamu menyisihkan uang ke dalam amplop atau dompet khusus untuk tabungan rumah tangga. Jelaskan secara sederhana, "ini uang untuk kita menabung beli kulkas baru, jadi kita nggak boleh ganggu ya". Penjelasan singkat namun konsisten ini memberi gambaran kepada anak bahwa setiap orang, tidak peduli usia, perlu menabung.

Selain itu, saat orang tua menolak membeli barang yang tidak penting dan berkata, "kita simpan uangnya buat hal yang lebih penting nanti". Ini adalah contoh konkret tentang bagaimana prioritas keuangan itu bekerja. Anak akan menginternalisasi kebiasaan tersebut sebagai hal yang wajar dalam hidup.

2. Menjadikan Menabung Aktivitas Keluarga

Menabung bisa menjadi kegiatan yang melibatkan seluruh keluarga. Jadikan kegiatan ini menyenangkan dan melibatkan semua anggota rumah, termasuk anak. Misalnya, buat kotak tabungan keluarga untuk liburan bersama, lalu setiap anggota menyumbang sesuai kemampuan mereka.

Berikan anak peran khusus, seperti menjadi penjaga celengan atau pencatat jumlah tabungan setiap minggu. Ini akan membuat mereka merasa dihargai dan ikut bertanggung jawab. Bahkan, anak bisa belajar matematika sederhana dari aktivitas ini.

Orang tua juga bisa menciptakan permainan keluarga bertema keuangan. Contohnya, setiap kali ada pengeluaran tidak penting yang berhasil dihindari, masukkan koin ke dalam celengan bersama-sama sambil meneriakkan yel-yel semangat menabung. Anak-anak akan merasa terhibur sekaligus termotivasi untuk terus melanjutkan kebiasaan ini.

Baca Juga:

Menentukan Tujuan Menabung Bersama Anak

Tujuan adalah kunci dalam membuat kebiasaan menabung menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak. Tanpa tujuan yang jelas, aktivitas menabung bisa terasa hambar atau bahkan membingungkan untuk anak-anak.

1. Membuat Anak Punya Target Sendiri

Setiap anak pasti punya keinginan seperti mainan baru, buku cerita, sepatu karakter, atau bahkan liburan ke tempat favorit. Gunakan keinginan ini sebagai alat bantu untuk mengajarkan konsep menabung. Tanyakan kepada anak, "kamu mau beli apa bulan ini? Yuk kita tabung dulu sampai cukup".

Setelah itu, bantu anak menghitung berapa uang yang perlu ditabung, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan jika mereka menyisihkan sebagian dari uang saku. Buat grafik atau kalender sederhana untuk menandai kemajuan tabungan. Visualisasi semacam ini membantu anak melihat hasil kerja kerasnya dan menumbuhkan rasa bangga.

Penting juga untuk memberikan reward saat target tercapai, bukan hanya berupa barang yang dituju, tetapi juga pujian dan apresiasi atas ketekunan mereka. Hal ini akan menanamkan mindset bahwa usaha dan kesabaran akan selalu membuahkan hasil.

2. Memahami Makna Menunggu dan Usaha

Dalam era yang serba instan, anak-anak perlu diajarkan bahwa tidak semua hal bisa didapatkan dengan cepat. Melalui kegiatan menabung, mereka akan belajar bahwa menunggu dan berusaha adalah bagian dari proses mendapatkan sesuatu yang berharga.

Saat anak merasa frustrasi karena belum bisa membeli barang yang diinginkan, orang tua perlu memberikan dukungan moral sambil menjelaskan bahwa proses ini adalah bagian dari pembelajaran hidup. Katakan, "memang butuh waktu, tapi kamu hebat karena sudah konsisten menabung. Nanti rasanya pasti lebih menyenangkan saat kamu bisa beli dengan uang hasil usahamu sendiri".

Hal ini bukan hanya mengajarkan anak soal keuangan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kesabaran, tekad, dan penghargaan terhadap hasil jerih payahnya sendiri yang semuanya merupakan karakter penting dalam kehidupan orang dewasa kelak.

Menggunakan Media Edukasi untuk Memahami Konsep Menabung

Di era digital seperti sekarang, kita tidak bisa memungkiri bahwa anak-anak sangat akrab dengan media digital dari video animasi, aplikasi, hingga permainan edukatif. Maka dari itu, menggabungkan media edukasi dalam proses mengajarkan menabung bisa jadi metode yang sangat efektif. Tidak hanya membuat proses belajar lebih menyenangkan, tapi juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara kerja uang dan pentingnya menabung.

1. Buku Cerita dan Dongeng Bertema Keuangan

Salah satu cara termudah dan menyenangkan untuk menyampaikan pesan tentang menabung kepada anak adalah melalui cerita. Buku anak-anak kini banyak yang mengangkat tema keuangan, khususnya menabung, dengan alur cerita yang ringan dan penuh ilustrasi. Misalnya, cerita tentang tokoh hewan yang menabung untuk membeli sesuatu yang ia inginkan, atau dongeng anak yang belajar menghargai uang.

Membacakan cerita semacam ini setiap malam sebelum tidur bukan hanya membangun bonding antara orang tua dan anak, tapi juga secara perlahan menanamkan pesan moral keuangan yang kuat. Anak-anak biasanya lebih mudah memahami nilai melalui narasi dan tokoh yang relatable dengan kehidupan mereka.

2. Aplikasi Game Edukatif Tentang Uang

Terdapat berbagai aplikasi permainan di ponsel yang dirancang khusus untuk mengajarkan anak mengelola uang. Game semacam ini biasanya mengajarkan anak tentang menyimpan uang, berbelanja dengan bijak, bahkan melakukan perencanaan anggaran sederhana. Misalnya, anak diminta menjalankan toko kecil, mengatur pengeluaran, dan menabung dari hasil keuntungannya.

Melalui simulasi ini, anak diajak untuk mengambil keputusan, menimbang untung-rugi, dan mengalami konsekuensi dari keputusan finansial mereka, semuanya dalam bentuk permainan yang menyenangkan. Beberapa aplikasi juga memiliki sistem reward yang memotivasi anak untuk terus belajar dan bermain dengan konsisten.

3. Mendorong Anak Berjualan atau Berwirausaha Kecil

Memberi anak pengalaman langsung dalam mendapatkan uang melalui usaha sendiri bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga. Ini bukan berarti memaksa anak untuk bekerja, tetapi memberikan pengalaman kecil berwirausaha yang sesuai dengan usianya. Misalnya, membuat kerajinan tangan, menjual makanan ringan buatan sendiri, atau membuka toko mini di rumah.

4. Pengalaman Menghasilkan dan Menyisihkan Uang

Ketika anak mendapatkan uang dari hasil kerja atau jualannya sendiri, mereka cenderung lebih menghargainya. Ini menjadi momen yang sangat tepat untuk mengajarkan menabung. Beri tantangan ringan seperti, "dari hasil jualanmu, coba tabung setengahnya ya!" Anak akan merasa lebih puas dan bangga saat melihat tabungannya tumbuh dari hasil kerja keras mereka sendiri.

Kegiatan ini juga melatih anak untuk tidak bergantung sepenuhnya pada uang saku dari orang tua. Mereka belajar tentang nilai usaha dan manajemen uang secara langsung. Tentunya, aktivitas semacam ini harus tetap menyenangkan dan tidak membebani.

5. Belajar Mengatur Uang dari Penghasilan Sendiri

Anak juga bisa diajak untuk membuat rencana sederhana atas penghasilannya. Misalnya, jika mereka mendapatkan uang dari berjualan sebesar Rp. 20.000, maka arahkan mereka untuk menyisihkan Rp. 10.000 ke tabungan, Rp. 5.000 untuk modal kembali, dan Rp. 5.000 untuk jajan atau hiburan.

Langkah kecil ini merupakan pendidikan dasar yang sangat berguna bagi masa depan mereka. Mereka belajar bahwa setiap uang yang diterima punya arah dan tujuan. Anak juga diajarkan bahwa menabung bukan hanya menyimpan, tapi juga bagian dari perencanaan keuangan.

Menggunakan Sistem Tabungan Khusus Anak di Bank

Seiring bertambahnya usia anak, memperkenalkan mereka pada sistem perbankan bisa menjadi langkah selanjutnya. Banyak bank di Indonesia kini menawarkan produk tabungan khusus anak dengan fitur yang menarik dan mudah dipahami. Ini bisa menjadi kesempatan bagus untuk mengenalkan konsep bank, bunga, dan cara kerja simpanan secara lebih profesional.

1. Membuka Rekening Tabungan Anak

Ajak anak ke bank saat membuka rekening. Biarkan mereka terlibat dalam proses, dari memilih buku tabungan hingga menyetor uang pertama mereka. Jelaskan bahwa bank adalah tempat aman untuk menyimpan uang, dan tabungan mereka akan bertambah nilainya seiring waktu.

Anak yang memiliki buku tabungan atas nama mereka sendiri cenderung merasa lebih bertanggung jawab. Mereka juga akan merasa bangga karena memiliki akun seperti orang dewasa. Ini menjadi motivasi tambahan untuk terus menabung secara konsisten.

2. Mengajarkan Konsep Bunga dan Pertumbuhan Uang

Saat anak mulai menyimpan uang di bank, orang tua bisa mulai memperkenalkan konsep bunga atau imbal hasil. Buatlah analogi sederhana, misalnya, "kalau kamu simpan uang di bank, bank akan kasih bonus karena kamu sudah mempercayakan uangmu di sana". Meski konsep bunga mungkin belum sepenuhnya dipahami, pengenalan awal ini akan berguna saat anak tumbuh dewasa.

Ajak anak melihat laporan saldo setiap bulan, tunjukkan bagaimana uang mereka bertambah. Ini akan memberi pengalaman nyata tentang bagaimana uang bisa tumbuh jika disimpan dengan benar. Jangan lupa untuk tetap mengaitkannya dengan tujuan mereka agar semangat menabung tetap terjaga.

Memberikan Penghargaan atas Konsistensi Menabung

Anak-anak sangat termotivasi oleh pujian dan penghargaan. Jadi, ketika mereka menunjukkan konsistensi dalam menabung, penting bagi orang tua untuk memberikan apresiasi. Tidak harus selalu berupa materi, tapi bisa juga dalam bentuk pujian verbal, waktu khusus bersama, atau hak istimewa sederhana.

1. Sistem Reward yang Tidak Materialistis

Hadiah tak harus selalu berupa barang. Kadang, perhatian dan pujian yang tulus jauh lebih efektif. Misalnya, katakan, "ibu bangga banget kamu bisa nabung terus selama sebulan. Kamu hebat!" atau berikan waktu istimewa seperti memilih film saat malam keluarga. Ini membuat anak merasa dihargai tanpa harus mengasosiasikan keberhasilan dengan hadiah fisik.

Tentu, sesekali memberikan reward berupa barang yang mereka inginkan juga bisa dilakukan, tapi tetap dalam konteks bahwa itu adalah hasil dari kerja keras mereka sendiri. Jangan sampai anak hanya menabung demi hadiah, melainkan karena mereka menyadari pentingnya tujuan dan usaha di baliknya.

2. Mencatat dan Merayakan Kemajuan Anak

Buatlah sistem sederhana untuk mencatat progres menabung anak. Misalnya, sebuah jurnal keuangan anak, kalender dengan stiker tiap hari mereka menyisihkan uang, atau grafik pertumbuhan tabungan yang bisa ditempel di kamar mereka. Dengan begitu, anak bisa melihat sendiri hasil kerja kerasnya dan merasa bangga.

Setiap kali anak mencapai milestone tertentu seperti, jumlah tabungan mencapai angka tertentu, buatlah momen perayaan kecil. Bisa dengan mengajak mereka piknik, membuat makanan favoritnya, atau sekadar membuat ucapan selamat yang penuh antusias. Hal ini memperkuat asosiasi positif terhadap kebiasaan menabung.

Menghindari Kesalahan Umum Saat Mengajarkan Menabung

Mengajarkan anak menabung memang bukan tugas yang mudah. Terkadang, tanpa sadar orang tua justru melakukan pendekatan yang keliru dan membuat anak kehilangan minat. Oleh karena itu, penting untuk menghindari beberapa kesalahan umum berikut.

1. Terlalu Memaksa Anak

Menabung harus menjadi kegiatan sukarela dan menyenangkan bagi anak, bukan beban atau kewajiban yang membuat stres. Jika orang tua terlalu keras atau menuntut hasil instan, anak bisa merasa tertekan dan malah membenci kegiatan tersebut.

Alih-alih memaksa, fokuslah pada membimbing dan memberikan contoh. Dorong dengan pendekatan yang positif dan ajak anak berdiskusi jika mereka merasa kesulitan. Menabung adalah proses jangka panjang, bukan hasil sesaat.

2. Tidak Konsisten dalam Memberikan Edukasi

Konsistensi adalah kunci dalam membangun kebiasaan. Jika orang tua hanya sesekali mengingatkan anak untuk menabung tanpa memberi contoh yang konsisten, maka pesan yang diterima anak juga akan setengah-setengah. Jadikan menabung sebagai bagian dari rutinitas keluarga, bukan aktivitas musiman.

Gunakan waktu tertentu dalam seminggu atau sebulan untuk mengevaluasi bersama anak tentang perkembangan tabungannya. Libatkan mereka dalam diskusi ringan soal keuangan, bahkan saat berbelanja pun bisa dijadikan ajang belajar.

Manfaat Jangka Panjang dari Kebiasaan Menabung Sejak Dini

Kebiasaan menabung yang diajarkan sejak usia dini tidak hanya bermanfaat di masa anak-anak, tetapi juga memiliki dampak besar saat mereka tumbuh dewasa. Bahkan, bisa dikatakan bahwa menabung adalah fondasi utama dalam membangun keuangan pribadi yang sehat.

1. Membentuk Karakter yang Disiplin dan Bertanggung Jawab

Anak yang terbiasa menabung akan lebih mudah mengelola uang di kemudian hari. Mereka cenderung tidak impulsif dalam berbelanja, mampu mengendalikan keinginan, dan punya perencanaan keuangan yang matang. Semua itu adalah modal penting dalam kehidupan dewasa, baik saat mengatur keuangan pribadi, menjalankan bisnis, atau bahkan dalam membina keluarga sendiri kelak.

2. Lebih Siap Menghadapi Tantangan Keuangan di Masa Depan

Menabung mengajarkan anak untuk siap dengan berbagai situasi. Mereka tahu bahwa tidak semua hal berjalan sesuai rencana dan selalu ada kemungkinan pengeluaran mendadak. Dengan memiliki simpanan, mereka akan merasa lebih aman dan percaya diri dalam menghadapi ketidakpastian.

Lebih dari itu, anak juga akan belajar investasi sejak dini. Ketika mereka terbiasa menabung, mereka akan lebih siap untuk memahami konsep investasi saat remaja dan dewasa. Ini membuka peluang besar bagi masa depan mereka, karena semakin awal seseorang belajar mengelola uang, semakin besar potensi keberhasilannya dalam keuangan.

Kesimpulan

Membiasakan anak menabung sejak dini adalah investasi terbaik bagi masa depan mereka. Lebih dari sekadar menyimpan uang, ini adalah proses membangun karakter, disiplin, tanggung jawab, dan pola pikir jangka panjang.

Melalui pendekatan yang menyenangkan, konsisten, dan sesuai usia, anak akan lebih mudah memahami dan menjalankan kebiasaan baik ini sepanjang hidupnya. Orang tua memiliki peran sentral sebagai contoh, pendamping, dan motivator utama dalam perjalanan menabung anak.

Mulailah dari hal kecil, libatkan anak dalam setiap prosesnya, dan rayakan setiap keberhasilannya. Dengan begitu, kita tidak hanya membentuk anak yang hemat, tetapi juga generasi yang bijak dalam mengelola keuangan.

FAQ

Kapan waktu terbaik untuk mulai mengajarkan anak menabung?

Sejak usia 3 tahun anak sudah bisa dikenalkan pada konsep dasar menabung, seperti memasukkan uang ke dalam celengan.

Apakah harus memberi uang saku untuk mengajarkan menabung?

Ya, uang saku menjadi alat bantu agar anak bisa belajar mengatur uangnya sendiri dan menyisihkannya untuk tabungan.

Bagaimana cara membuat anak konsisten menabung?

Gunakan sistem visual seperti kalender, grafik, atau celengan transparan, serta berikan pujian atau penghargaan kecil saat mereka konsisten.

Apakah ada aplikasi yang cocok untuk mengajarkan anak menabung?

Ya, ada banyak aplikasi edukatif seperti “PiggyBot” atau “Bankaroo” yang dirancang untuk mengenalkan konsep keuangan pada anak.

Apakah membuka rekening bank untuk anak itu penting?

Sangat penting, karena anak akan belajar tentang sistem keuangan yang lebih nyata dan merasa lebih bertanggung jawab atas uangnya sendiri.

Suka menulis artikel mengenai tabungan dan keuangan. Salah satu kontributor di AyoNabung

Posting Komentar